Penculikan Barney dan Betty Hill
Tidak berapa lama kemudian, mereka menemukan diri mereka sedang berada di mobilnya. Pasangan suami istri ini tidak bisa mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

Beberapa hari kemudian, Betty mengalami serangkaian mimpi buruk yang kemudian membangkitkan kembali ingatan mengenai peristiwa yang terjadi pada malam tanggal 19 September 1961.

Sekarang, Betty percaya kalau ia dan suaminya sesungguhnya telah diculik oleh alien.

Setelah berkonsultasi dengan psikiater, keduanya sepakat menjalani sesi hipnotis untuk membangkitkan memori lain yang mungkin masih terkubur mengenai peristiwa itu. Dari sesi hipnotis tersebut, terungkap detail-detail mengerikan dari kejadian misterius di malam itu.

Kemungkinan Aliens Abduction di masa Lampau
Kisah pasangan Hill kemudian menarik perhatian luas sehingga media-media nasional mulai memberitakannya. Lalu, sebuah film mengenai pengalaman merekapun juga turut dibuat. Pada tahun 1990an, fenomena aliens abduction menjadi semakin populer ketika film seri The X-Files

Peristiwa Barney dan Betty Hill menandai euforia aliens abduction di Amerika yang menyebabkan beberapa peneliti yang lebih logis mencoba untuk menyelidiki fenomena ini lebih dalam.

Walaupun peristiwa penculikan Barney dan Betty Hill adalah yang paling terkenal, namun beberapa penulis percaya kalau fenomena ini sesungguhnya telah berlangsung pada tahun-tahun sebelumnya.

Peneliti UFO bernama Jerome Clark menjuluki peristiwa aliens abduction sebelum Hill dengan sebutan Paleo Abductions.

Salah satu contoh kasus ini adalah yang tercatat di harian Daily Mail tahun 1897 dimana seorang kolonel bernama H.G. Shaw mengklaim kalau ia dan seorang temannya dianiaya oleh tiga makhluk humanoid berbadan tinggi yang berbulu halus. Ketiga makhluk itu mencoba menculik Shaw dan temannya yang kemudian gagal karena sang kolonel melawan.

Tahun 1954, seorang anonim menulis di harian Paris Match dan menceritakan peristiwa yang menimpanya pada tahun 1921 ketika ia masih kecil. Ia mengklaim kalau dua orang pria tinggi dengan helm dan pakaian seperti "pakaian selam" menculiknya dan membawanya menuju sebuah tank berbentuk aneh sebelum kemudian dilepas kembali.

Lalu, seorang petani Brazil bernama Antonio Villas Boas juga mengaku diculik oleh para alien pada tahun 1957.

Di kemudian hari, kasus Boas dan Hill akan menjadi dua kasus aliens abduction yang paling terkenal dan paling banyak dibicarakan.

Apa yang terjadi pada mereka yang diculik?
Setelah pasangan Hill menjalani sesi hipnotis, mereka bisa mengingat beberapa detail yang kemudian dianggap sebagai ciri khas dalam aliens abductions.

Menurut mereka, alien-alien yang menculik mereka memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan menggunakan seragam yang sama. Yang luar biasa aneh adalah bentuk kepala mereka yang sangat besar. Deskripsi Pasangan Hill mengenai alien kemudian turut mempopulerkan istilah "Grey", sejenis alien yang bentuknya seperti alien di film ET.

Mereka berdua juga dibimbing masuk ke dalam sebuah pesawat metalik berbentuk piringan.

Di dalam pesawat tersebut alien-alien itu mulai memeriksa sekujur tubuh pasangan Hill, memotong sebagian rambut Betty dan mengupas sedikit kulit arinya untuk disimpan di sebuah gelas. Alien itu kemudian menanggalkan pakaian Betty, lalu mengatakan kalau ia hendak memeriksa sistem syarafnya. Setelah itu ia menusukkan sebatang jarum ke pusar Betty yang menyebabkannya merasakan kesakitan yang amat sangat. Selain melakukan prosedur medis terhadap Betty, mereka juga mengambil contoh sperma Barney.

Setelah semuanya selesai, Betty berbincang-bincang sejenak dengan para alien mengenai beberapa hal seperti asal-usul mereka dan kehidupan manusia di bumi. Kemudian pasangan Hill diberitahu kalau pemeriksaan telah selesai dan mereka boleh kembali ke mobil.

Pengalaman Antonio Villas Boas juga mirip dengan pasangan Hill. Para alien yang disebutnya juga memiliki tinggi sekitar 1,5 meter mengambil contoh darahnya dan mengajaknya tour keliling pesawat mereka.

Ketika Boas kembali ke rumahnya, ia menemukan kalau waktu telah berlalu selama empat jam.

Para abductee (sebutan untuk korban penculikan alien) selain Boas dan Hill juga menceritakan pengalaman yang mirip. Rata-rata menyebutkan kalau mereka menjumpai objek bercahaya, lalu bertemu dengan makhluk-makhluk aneh serupa Grey, dibimbing menuju sebuah pesawat misterius, menjalani serangkaian prosedur medis yang kadang disertai dengan penanaman implan (objek kecil) di dalam tubuh mereka.

Setelah itu, mereka biasanya berbincang-bincang dengan penculiknya, diajak berkeliling ke pesawat dan dibawa kembali ke lokasi penculikan, walaupun kadang bisa juga di lokasi yang berbeda.

Para abductee biasanya mengalami Missing Time atau Loss of time dimana mereka lupa dengan sebagian besar pengalaman mereka selama jam-jam tersebut.

Dalam sebagian kasus, para abductee juga menemukan adanya bekas luka aneh yang tidak dapat dijelaskan. Sebagian percaya kalau itu adalah bekas pembedahan atau bekas penanaman implan yang dilakukan oleh alien.

Teori Konspirasi Aliens Abductee
Menurut David Icke, salah seorang peneliti UFO, aliens abduction adalah sebuah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh para alien yang bekerjasama dengan militer Amerika. Dengan kata lain, konspirasi antar planet. Tujuannya adalah melakukan eksperimen genetika dan menciptakan alien Hybrid atau anak-anak keturunan campuran alien dan manusia.

Lain lagi mereka yang tidak percaya dengan alien. Menurut kelompok ini, fenomena ini sebenarnya adalah hasil kerja dari pemerintah Amerika Serikat yang tidak bisa melakukan eksperimen medis terhadap manusia secara bebas karena terbentur dengan persoalan hukum. Jadi, mereka menciptakan aktivitas aliens abduction untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari pemerintah.

Walaupun tidak memiliki bukti, kedua pandangan ini memiliki cukup banyak penganut di masyarakat.

Tetapi, bagaimana para peneliti yang lebih rasional menanggapi fenomena ini? Apakah pengalaman ini bisa membuktikan kalau para alien itu nyata dan ada di tengah kita?

Menyelidiki Fenomena Aliens Abductee
Salah satu ilmuwan ternama yang kemudian tertarik mengenai fenomena ini adalah Dr.John Edward Mack, seorang psikiater dari Harvard University. Dr. Mack bukan seorang ufolog. Ia adalah seorang psikiater bereputasi tinggi yang telah menulis lebih dari 150 artikel ilmiah dan pemenang Pulitzer Prize untuk salah satu bukunya.

Dr.Mack mengadakan sesi terapi dan wawancara terhadap sekitar 800 orang yang mengaku pernah diculik oleh alien. Dari penyelidikannya, Dr.Mack menyimpulkan kalau ia tidak menemukan adanya keganjilan psikologis pada para pasiennya tersebut. Ia menjadi begitu tertarik dengan subjek ini hingga sampai menulis dua buku mengenainya dan mengorganisir sebuah debat di Massachusets Institute of technology (MIT) selama lima hari untuk mendiskusikan fenomena ini.

Dr. Mack kemudian menjadi salah satu psikiater bereputasi yang mempercayai kebenaran fenomena ini. Namun, peneliti yang lain tetap skeptis.

Pandangan alternatif dalam kasus Aliens Abduction
Salah satu alasan mereka yang skeptis adalah penggunaan hipnotis dalam membangkitkan ingatan yang hilang mengenai peristiwa penculikan (Missing Time).

False Memory
Dalam kasus Barney dan Betty Hill, ingatan mereka mengenai peristiwa penculikan itu muncul setelah Betty mengalami serangkaian mimpi dan sesi hipnotis. Menurut para skeptik, bisa jadi pasangan Hill telah mengalami False Memory.

Mereka yang mengalami False Memory biasanya akan mengingat suatu pengalaman yang salah namun dipercayai olehnya sebagai kebenaran. False memory memang bisa dialami oleh mereka yang menjalani terapi hipnotis untuk membangkitkan ingatan seperti yang dijalani pasangan Hill.

Salah satu argumen teori False Memory misalnya adalah ingatan Barney yang dibangkitkan lewat hipnotis mengenai bentuk alien yang dilihatnya. Menurut Barney, alien yang dijumpainya memiliki mata aneh yang kelopaknya menutup dengan melingkar. Fitur mata ini ternyata bisa dijumpai di alien pada film 'The Outer Limits" yang diputar hanya 12 hari sebelum Barney menjalani sesi hipnotis.

Jadi, ada kemungkinan kalau ingatan-ingatan yang muncul di kepala pasangan Hill adalah pikiran campur aduk yang kemudian membentuk sebuah False Memory.

Selain informasi yang diterima dari lingkungan (atau acara TV), False Memory juga bisa dihasilkan dari pengaruh sugesti sang penghipnotis (kalian mungkin sudah pernah menonton metode ini dilakukan di televisi). Ada kemungkinan kalau psikiater yang menghipnotis tanpa sengaja telah membimbing pasangan Hill dalam pembentukan False Memory mengenai aliens abduction.

Memang, teori ini cukup masuk akal mengingat banyaknya ingatan-ingatan mengenai aliens abduction muncul karena pengaruh hipnotis. Kalian bisa melihat contoh metode ini dilakukan di film fourth kind.

Halusinasi, Schizoprenia dan kelainan Psikologis lainnya
Sebagian psikolog lain percaya kalau kasus aliens abduction sebenarnya hanyalah sebuah kelainan psikologis seperti schizoprenia yang bisa timbul akibat trauma masa kecil atau pengaruh obat-obatan. Kalainan-kelainan seperti ini biasanya juga disertai dengan halusinasi atau sensasi fisik lainnya.

Contohnya adalah hasil penelitian psikiater bernama Rick Strassman. Pada tahun 1988, ia menyuntikkan dosis tinggi Dimethyltryptamine (DMT) pada sejumlah sukarelawan. Hasilnya, 20 persen dari para sukarelawan tersebut mengalami pengalaman yang mirip dengan para abductee.

Selain kelainan psikologis, fenomena sleep paralysis juga dipercaya bertanggung jawab atas pengalaman para abductee. Ketika mereka mengalami sleep paralysis atau ketindihan, kemungkinan sebagian dari mereka akan segera mengkaitkannya dengan aliens abduction.

Disamping teori False memory, teori kelainan psikologis adalah teori yang dianggap paling bisa menjelaskan mengenai fenomena aliens abduction. Tetapi, bisakah dua teori ini menjelaskan secara sempurna fenomena ini?

Jawabannya: tidak.

Tetapi, para ufolog dan abductee pun memiliki kesulitannya sendiri untuk membela teori mereka. Ini semua dikarenakan para abductee tidak memiliki bukti fisik kuat yang bisa dijadikan dasar argumen mereka.

Lalu bagaimana soal implan dan bekas luka di tubuh mereka?

Walaupun kita bisa menemukan banyak klaim mengenai keberadaan implan di tubuh para abductee, namun luar biasanya, sampai sekarang, para peneliti belum pernah menemukan implan yang benar-benar bersifat ekstra terestrial. Salah seorang peneliti UFO bernama Whitley Strieber

Menurut Strieber:

"Para skeptik selalu mencoba membuktikan kalau bukti-bukti yang telah dikumpulkan sebenarnya tidak berarti, sedangkan mereka yang percaya UFO selalu beranggapan kalau bukti-bukti itu konklusif. Kedua pendekatan itu hanya membuang-buang waktu karena sesungguhnya kita memang belum pernah mendapatkan bukti-bukti yang konklusif."

"Memang tidak ada pesawat antariksa di dalam kisah-kisah tersebut. Namun, elemen sentralnya sama, termasuk makhluk langit yang memiliki hasrat seksual, berjalan menembus tembok, berkomunikasi dengan telepati dan melakukan eksperimen reproduksi terhadap manusia."

JAKARTA - Terdakwa Alif Kuncoro sedianya hari ini mendengarkan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), namun ditunda lantaran JPU mengaku belum siap.
"Prosesnya belum selesai, kalau jaksa kan menyusun dulu rencana tuntutan, ini yang belum siap," kata JPU Erni usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Sekadar memberi bocoran, Erni menuturkan, tuntutan yang akan diajukan nanti tidak jauh dari dakwaan. Di mana ancaman maksimal terhadap dakwaan JPU yaitu maksimal lima tahun.

Sidang pembacaan tuntutan, seperti dikatakan hakim Mien Trisnawaty, akan digelar pada 1 September. "Kita tunda untuk tuntutan dan pledoi tanggal 3 (September)," tandas Mien.

Alif didakwa telah memberi suap kepada penyidik yakni Kompol Arafat, saat proses penyelidikan terhadap adik Alif, Imam Cahyo Maliki berlangsung.

Atas tindakannya itu, Alif diancam pidana dalam Pasal 5 Ayat (1) huruf b dan Pasal 13 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Akibatnya, Alif terancam penjara maksimal lima tahun dan membayar denda paling sedikit Rp50 juta dan paling banyak Rp250 juta rupiah.

Barang bukti sabu

JAKARTA - Polres Metro Jakarta Barat kembali mengungkap peredaran narkoba di daerah Jakarta Barat. Kali ini sabu seberat 875 gram berhasil diamankan dari tersangka SW dan MS.

Pengungkapan ini berawal dari tertangkapnya SW pada Kamis 19 Agustus 2010 malam di Jalan Jelambar Barat, Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dengan barang bukti 9 bungkus plastik berisi sabu dengan berat bersih 875 gram yang tersimpan di dalam koper.

Dari pengakuan SW (48) barang tersebut didapatnya dari MS (28) WNA Nepal. Atas informasi tersebut, Sat Narkoba Polres Jakarta Barat kemudian menangkap MS di salah satu hotel di daerah Pasar Senen.

Saat pemeriksaan, MS mengaku hanyalah kurir dari BHDR, seorang warga negara Thailand. MS mendapatkan upah sebesar Rp18 juta, untuk mengantarkan barang haram tersebut ke tangan SW. Rencananya, setelah di tangan SW, barang tersebut akan diserahkan kepada GDT yang kini ditetapkan sebagai buron.

MS memaparkan, barang haram itu dibawanya dari Malaysia menuju Pangkalpinang melalui jalur laut. Kemudian ke Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan tersangka SW merupakan residivis. "SW ini sudah bolak-balik masuk penjara. Saat dia keluar kami terus pantau, ternyata bermain lagi," terangnya di Polres Jakarta Barat, Rabu (24/8/2010).

Dari pengungkapan sabu seberat 875 gram itu, Polda memperkirakan omset mencapai sebesar Rp1,7 miliar apabila harga per gram Rp2 juta.

Kedua tersangka dijerat dengan pasal 114 ayat (2) UU RI No 35 tahun 2009 tentang narkotik ancaman maksimal pidana mati dan penjara paling singkat 6 tahun.

Seorang aktivis Bendera diamankan polisi

JAKARTA - Juru Bicara Presiden Sementara Bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah, mengingatkan masyarakat agar proporsional menyampaikan aspirasinya dalam menyikapi dinamika hubungan diplomatik Indonesia dan Malaysia.

Dia mengatakan, sebagai negara demokrasi semua orang diperbolehkan menyatakan protes namun tetap harus dalam batas-batas kewajaran. Hal tersebut disampaikan menyikapi insiden pelemparan kotoran manusia oleh aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) ke Kantor Kedubes Malaysia, Senin 23 Agustus lalu.

"Kita memaklumi adanya perasaan tidak nyaman di masyarakat atas apa yang terjadi, namun demikian cara-caranya harus dilakukan dengan proporsional. Ekspresi demokrasi memang dibenarkan oleh sistem hukum kita namun dalam watas kewajaran, manakala di luar batas kewajaran maka aparat hukum di Indonesia tentunya sudah mengambil tindakan sesuai hukum yang berlalu," katanya di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Apalagi, lanjut Faizasyah, Indonesia adalah negara yang turut meratifikasi Konvensi Wina yang mewajibkan tiap negara melindungi keselamatan dan keamanan diplomat asing di negaranya berikut gedung-gedung kedutaan asing.

"Jadi itu sudah kita lakukan, kita koordinasikan dengan pihak Kepolisian dan aparat keamanan untuk memastikan jaminan keselematan bagi diplomat Malaysia di Jakarta dan juga wilayah-wilayah lainnya dan juga gedung-gedung mereka di Indonesia," jelas mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri ini.

"Itu menjadi kewajiban negara manapun yang mengikat diri dalam konvensi Wina harus memberikan perlindungan dan keselamatan," tandasnya.

JAKARTA- Migrant Care menyebut 345 WNI terancam hukuman mati di Malaysia. Untuk menyelamatkan rakyatnya, Indonesia disarankan menempuh pendekatan informal, seperti mengirimkan tokoh yang dipandang negeri jiran itu.

"Saran saya diplomat senior atau tokoh masyarakat yang punya hubungan spesial dengan Malaysia. Itu akan lebih efektif," ujar anggota Komisi I Lily Wahid kepada okezone di Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Seperti diketahui, ratusan WNI terancam hukuman mati di Malaysia lantaran tersandung kasus narkoba atau pembunuhan. Mingrant Care menyebut ada 345 orang, sementara pemerintah menyatakan hanya 177 orang. Sebagian sudah divonis mati dan sisanya masih dalam proses di pengadilan.

Lobi dari pemerintah Indonesia diharapkan bisa memperingan hukuman bagi para terdakwa. "Di sana kan sistemnya masih kerajaan, kalau pemerintahnya sulit dilobi, mungkin pemimpinnya bisa diketuk hatinya," ujarnya.

Hanya saja, adik kandung Gus Dur itu belum menemukan sosok yang tepat untuk dikirim ke Malaysia. Itu karena banyak tokoh senior yang disegani Pemerintah Malaysia sudah tutup usia. "Saya juga sedang mencari siapa sosok yang tepat," ungkapnya.

JAKARTA- Isu miring dalam insiden Bintan berembus. Dikabarkan tiga petugas DKP berusaha memeras 15 nelayan asal negeri jiran, sebelum ditangkap marine police Malaysia.

Namun rumor tersebut dibantah tiga petugas DKP yang bersangkutan. "Mereka membantahnya dan kita berusaha untuk percaya ke mereka," ujar anggota Komisi I Roy Suryo kepada okezone di Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Kemarin, Komisi I DPR bertemu dengan tiga petugas DKP yang sempat ditahan polisi Malaysia. Mereka adalah Asriadi (40), Erwan (37), dan Seivo Grevo Wewengkang (26). Ketiga petugas ini datang dengan didampingi petinggi KKP.

Ada berbagai kejadian yang melatari munculnya rumor main mata ini. Salah satunya yaitu ketiadaan koordinasi pihak DKP dengan badan koordinasi keamanan laut (Bakorkamla) yang terdiri dari unsur kepolisian dan TNI sebelum melakukan penangkapan terhadap kapal-kapal nelayan Malaysia yang diduga mencuri ikan di perairan Indonesia. "Sehingga ada kesan, mereka (DKP) ingin main sendiri," ujarnya.

Padahal, kata politisi Partai Demokrat itu, akan lain ceritanya apabila petugas DKP di back up kapal patroli polisi air atau TNI saat melakukan penangkapan. "Tentu marine police Malaysia tak akan berani menangkap petugas kita," ujarnya.

Namun Roy juga mencurigai isu ini sengaja diembuskan pihak Malaysia sebagai bagian dari propaganda untuk memperkuat posisinya dan melemahkan mental Indonesia. "Yang jelas kami menyesalkan kurangnya koordinasi DKP dengan Bakorkamla sehingga insiden ini terjadi. Ke depan tidak boleh terulang lagi," ujarnya.

Seperti diketahui, insiden Bintan terjadi pada Jumat 13 Agustus lalu. Saat itu, tiga petugas DKP ditangkap marine police Malaysia ketika mengiring beberapa kapal nelayan Malaysia yang diduga mencuri ikan di perairan Bintan, Riau.

Setelah dilakukan perundingan, kedua negara sepakat menukar guling tiga petugas DKP dengan tujuh nelayan Malaysia

JAKARTA- Kepastian insiden Bintan terjadi di wilayah perairan Indonesia, Malaysia, atau kawasan sengketa tidak akan terungkap, lantaran Global Positioning System (GPS) kapal patroli DKP tidak berfungsi.

Informasi ini terungkap dalam pertemuan anggota Komisi I dengan tiga petugas DKP yang sempat ditahan maritime police Malaysia, kemarin. "Pengakuan mereka GPS tidak berfungsi karena baterai habis," ujar anggota Komisi I Roy Suryo kepada okezone di Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Para petugas DKP, kata politisi Demokrat itu, mengaku berlayar berdasarkan pengalaman di laut. Mereka menyakini masih berada di wilayah Indonesia berdasarkan pengalaman dan penghitungan kecepatan laju kapal ke TKP penangkapan.

Praktis, situasi di atas menjadikan insiden Bintan semakin sulit terungkap. Pasalnya data GPS sejatinya bisa menjadi pedoman pihak mana yang benar dalam sengketa ini.

Apabila insiden terjadi di wilayah Indonesia, maka Pemerintah Malaysia harus minta maaf, begitu pula sebaliknya. Namun apabila insiden terjadi di perairan sengketa, maka kedua negara harus menjelaskan kepada rakyatnya masing-masing.

"Tapi saya masih menyangsikan apakah informasi ini benar. Sepanjang pengalaman saya menggunakan GPS hampir tak pernah kehabisan baterai," ujarnya.

Teuku Faizasyah

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kini memiliki tiga juru bicara. Pertama, Juru Bicara Hubungan Dalam Negeri Julian Aldrin Pasha. Kedua, Juru Bicara Hubungan Internasional Dinno Patti Djalal, yang telah resmi dilantik sebagai Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat. Ketiga adalah Juru Bicara Magang.

Teuku Faizasyah, yang menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mendaulat dirinya sebagai Juru Bicara Magang Presiden. Faizasyah sempat bingung saat ditanya wartawan seputar kapasitasnya di lingkaran pertama Presiden.

"Saya sebagai apa ya? Saya Juru Bicara Magang, menemani Pak Dinno saja," celoteh Faizasyah sambil tersenyum lebar di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (25/8/2010).

Faizasyah bingung menyebut posisinya karena Keputusan Presiden tentang pengangkatan dirinya sebagai Juru Bicara Hubungan Luar Negeri menggantikan Dinno belum ditandatangani Presiden. Sementara, kalau disebut Juru Bicara Kemenlu tidak tepat juga karena dia bicara mewakili Presiden.

"Ya sudah, Juru Bicara Sementara saja," katanya

The Simpsons' House

Henderson, Nevada.
Flintstones-like House

in Nas Montanhas de Fafe in Portugal .
Barbie's House

The Barbie's Real-Life Malibu Dream House is in Malibu, California.
Minnie Mouse's House

Snoopy's House

Rumah Unik Cerita Dragon Ball

Ilustrasi

JAKARTA- Bencana banjir yang terjadi di Pakistan mengundang perhatian dunia internasional. Pemerintah dan lembaga kemanusiaan dari berbagai negara, termasuk Indonesia tergerak menawarkan bantuan kemanusiaan.

Pasalnya bencana banjir Pakistan kali ini sangat tragis. Pernyataan resmi Kedutaan Besar Republik Islam Pakistan di Jakarta, Jumat, 20 Agustus 2010 menyebutkan, bencana banjir yang melanda sebagian wilayah Pakistan telah mengakibatkan lebih dari 1.600 orang meninggal dunia, 330 jembatan tersapu bersih, dan lebih dari 75.000 rumah hancur.

Secara keseluruhan hampir 20 juta orang di Negara berpenduduk lebih dari 90 persen muslim itu kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 500.000 ton cadangan gandum juga musnah.

Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah, menyebutkan bahwa banjir besar yang melanda Pakistan diluar kapasitas Negara untuk bisa dengan cepat memenuhi kebutuhan jangka panjang para korban banjir.

Merespons pernyataan tersebut, lembaga kemanusiaan nasional PKPU dan sejumlah lembaga kemanusiaan Indonesia lainnya, berinisiatif mengirimkan bantuan dan relawan untuk membantu korban banjir di Pakistan.

Bernaung di bawah Indonesia Care for Pakistan. PKPU akan mengirimkan dua relawan, yakni Ir. Muhammad Yasin (Manajer Rescue/CBDRM PKPU) dan Teguh Arief Septyawan (Jaringan dan logistik PKPU). Keduanya akan diberangkatkan hari Rabu, (25/8/2010).

Direktur Utama PKPU Agung Notowiguno mengatakan, PKPU akan membantu korban banjir Pakistan dalam beberapa aksi. Pertama, menyalurkan bantuan yang dihimpun PKPU dari para dermawan, donator, dan mitra PKPU.

Kedua, PKPU akan membantu evakuasi warga yang masih terjebak dalam banjir. "Aksi ini bekerjasama dengan mitra PKPU yang sudah lebih dahulu terjun di sana," kata Agung, Selasa (24/8) di Jakarta.

Agung mengemukakan, target kegiatan evakusi tersebut adalah kelompok renta seperti anak-anak, balita, dan kaum perempuan.

Ketiga, memberikan bantuan langsung berupa pembuatan dapur umum. "Aksi ini dilakukan bekersama dengan mitra NGOs Internasional, jaringan lokal, serta relawan mahasiswa Indonesia di Pakistan

BANDUNG- Surat nikah dan surat cerai proklamator Republik Indonesia Soekarno dan Inggit Garnasih akan dijual cucu angkat almarhumah Inggit, Tito Zeni Asmarahadi.

Keinginan itu karena Tito kecewa atas sikap Pemprov Jawa Barat yang tak kunjung mencairkan bantuan pembuatan rumah sakit bersalin sesuai amanat Inggit Garnasih. Tito juga kecewa karena Pemprov tak memberikan bantuan biaya operasional pemeliharaan barang berharga serta pembuatan museum Inggit Garnasih.

"Hanya takdir yang menentukan, ke mana surat nikah dan surat cerai itu akan seperti apa nantinya. Intinya, kami kecewa dengan Pemprov Jabar yang tak menghargai upaya pejuang negeri ini," ujarnya di Bandung kemarin.

Putra dari Ratna Djuami ini mengungkapkan, rumah tinggal Inggit di Jalan Ibu Inggit Garnasih, Kota Bandung, bahkan menjadi saksi bisu dapur perjuangan masyarakat Indonesia.

Tito menjelaskan, surat nikah dan surat cerai Soekarno-Inggit hingga kini masih tersimpan rapi di rumahnya di Kompleks Cibolerang, Jalan Margajaya Dalam IV, Bandung. Duplikatnya berada di Jalan Inggit Garnasih No 8. Kedua surat itu ditulis menggunakan bahasa Sunda. Soekarno dan Inggit menikah pada 24 Maret 1923 dan bercerai tahun 1940-an.

Dia menjelaskan, pada 2002 lalu Yayasan Inggit Garnasih mengajukan anggaran Rp5 miliar untuk pembangunan rumah sakit bersalin di Soreang, pemeliharaan barang berharga, serta persiapan pembuatan museum.

Menurut Tito,dana tersebut telah masuk alokasi APBD Provinsi Jawa Barat melalui rapat anggaran di DPRD Jabar. Namun, Pemprov Jabar menolak pencairan dana tersebut dengan alasan yang tidak jelas. Saat itu Sekda Jabar masih dipegang oleh Dani Setiawan. "Pembatalan pencairan itu tidak masuk akal. Saya tidak tahu alasannya. Padahal, bila sudah masuk APBD maka anggaran tersebut telah memiliki kekuatan hukum tetap,"tegas lelaki berusia 63 tahun itu.

Selama ini Tito mengeluarkan uang sendiri untuk merawat benda- benda berharga. Selama puluhan tahun Tito tidak tertarik menjual barang berharga tersebut meski sebuah yayasan di Belanda pernah menawar Rp2 miliar. Saat itu Tito masih memilik harapan besar dari Pemprov Jabar.

Rencana penjualan surat nikah Bung Karno itu langsung direspons Pemprov Jabar. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Jabar Herdiwan Iing Suranta menyayangkan sikap keluarga istri pertama Soekarno tersebut.

"Sebagai bagian dari anak bangsa, saya pribadi berharap seharusnya ada rasa kebanggaan bahwa milik orang bersejarah itu tidak serta-merta secara emosional dipakai daya tawar untuk memenuhi suatu keinginan,"kata Herdiwan.

Menurut Herdiwan, rasa kekecewaan terhadap pemerintah sangat wajar. Namun, bukan berarti ditunjukkan dengan ancaman akan menjual dan mengorbankan benda dengan nilai sejarah milik bangsa.

Sebab, dia mengakui kemampuan pemerintah saat ini untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang peduli terhadap barang-barang bernilai sejarah masih sangat terbatas. Herdiwan menolak jika Pemprov Jabar dinilai tidak memiliki kepedulian terhadap keluarga dan aset-aset yang ditinggalkan Soekarno dan Inggit Garnasih.